Serunya Napak Tilas Bareng KHI

Thursday, August 19, 2010





 Serunya Napak Tilas Bareng KHI


Puasa tidak menyurutkan keinginanku untuk mengikuti Napak Tilas dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI yang ke 65. Memang berat tetapi tekadku sudah bulat. Maju terus pantang mundur, rawe rawe rantas malang-malang tuntas. Walau loyo, ngantuk dan lapar setengah terpaksa akhirnya Julius, anakku ikut. Jam 1 siang, jalanan macet dan harus melalui putaran yang cukup jauh akhirnya sopir menurunkanku di depan Museum Joang'45 Jl. Menteng Raya No.31 Menteng, Jakarta Pusat Dki Jakarta, Indonesia. Supir kusuruh pergi kembali ke kantor, aku masuk ke arena gedung dan mendaftar ke panitia. Aku dapat kaos bernuansa merah putih dan topi berwarna merah untuk Julius. Tetapi Julius sedang tidak mood dan setengah ngantuk maka kaos dan topi kupakai semuanya. Jadilah kami peserta Napak Tilas dibawah naungan Komunitas Historia. 

 
Napak tilas ini di konsep dalam bentuk parade atau karnaval dengan menyusuri rute sebagai berikut : Gedung Juang ’45, Jl. Cut Meutia, Jl. Teuku Umar, Taman Suropati, Jl. Imam Bonjol, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Gd. Bapenas, Jl. Diponegoro, Megaria, Jl. Proklamasi (melawan arus lalu lintas), dan berakhir di Tugu Proklamasi dengan disugui berbagai acara seperti orasi, pagelaran kesenian dan senam irama yang aduhai. Hujan mengguyur kota Jakarta membuat acara ini tertunda tetapi begituhujan reda acara Napak Tilas segera dimulai. 

Sekitar jam 2:30 rombongan KHI yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang berangkat menyusuri rute-rute yang telah ditetapkan. Hatiku senang dan bangga mengikuti acara ini. Rasa lapar dan haus tertepiskan dengan sisa-sisa semangat 45 milik para pejuang kemerdekaan. Apalagi dengan mendengarkan orasi-orasi yang menggugah semangat perjuangan di musium Perumusan Proklamasi, rasanya merinding bulu kuduk ini dan terharu yang mendalam. Pekik MERDEKA..!!!! dengan kompak dikumandangkan peserta secara berulang-ulang. Tak terbayangkan bagaimana situasi pada saat sehari sebelum hari kemerdekaan, pada saat para pemuda memaksa Sukarno (proklamator kita) untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sungguh peristiwa heroik yang patut diteladani dan dimaknai secara mendalam. Kita adalah bangsa yang besar, jangan hanya ada pada slogan tetapi mari kita wujudkan dengan kerja nyata. Para pemimpin berjuanglah seperti para pemuda yang memaksa untuk sebuah kemerdekaan ini. Berhentilah para koruptor untuk korupsi, milikilah sedikit nurani untuk memikirkan nasib rakyat kecil yang di dera kemiskinan yang bertubi-tubi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat dan menghargai sejarahnya. Sungguh harapan yang sia-sia??

Walaupun pada ahirnya kami, KHI tidak memenangkan piala dan hadiah apapun pada kegiatan ini tetapi aku merasa menang dan bahagia karena bisa melaksanakan kegiatan ini sampai selesai, sampai tujuan akhir yaitu Tugu Proklamasi dan sampai pula tugas puasaku. Horee... aku menang... perasaan gembira di hati dan mengucap syukur tak henti-henti, Alhamdulliah karena waktu berbuka telah tiba. Bukber dengan menu yang disediakan panitia...yahhh enak juga. Bukan makanannya yang enak tetapi karena lapar dan rasa syukur ke hadirat ilahi yang maha pemurah lagi maha pengasih. Trima kasih Ya Allah masih kau berikan nikmat yang indah ini. Salam historia dan Dirgahayu Indonesiaku….

Jakarta, 16 Agustus 2010



by. Sita Rahmah


1 comment:

Sita Rahmah said...

Surat untuk sahabat,

Assalamualaikum...
Hallo say.. ada info mungkin dikau bisa bantu; ada satu desa di Kabupaten Kodi, Pulau Sumba Barat Daya, nama desa tersebut Pero dekat pantai nan indah dan mempesona(last month i went there). Disana banyak muslim muallaf yang jumlahnya kurang lebih 150 orang. Mereka masuk Islam karena perkawinan karena memang disana mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen dan Katholik. Yang jadi masalah adalah disana tidak ada guru ngaji sama sekali. tidak ada kyai yang mau mengajarkan mengaji dan pelajaran akidah Islam lainya. Masjid dan mushalla ada tetapi tidak ada kegiatan, praktis pembinaan tidak ada. Menyedihkan!!!! Dalam sekian waktu dikhawatirkan mereka kembali ke kepercayaan semula...tolong bantu sebarkan...disana butuh guru ngaji dan guru agama. Jihad tidak harus dengan kekerasan karena sekarang pada salah kaprah...membantu mereka dan berjuang dalam agama adalah jihad yang sangat mulia di mata Allah... semoga pesan ini bisa bermanfaat tuk mereka...insha Allah

Post a Comment